Saturday, February 5, 2011

Profil Bintang: Jean Francois Gillet "A Spider Keeper"

Berlomba-lomba mencari simpati klub lain supaya bisa berganti kostum sekaligus meningkatkan nilai kontrak adalah sikap wajar yang timbul di kalangan pesepak bola. Mereka ingin mengalami peningkatan prestasi dan finansial.

Namun, hal itu tak berlaku bagi Jean Francois Gillet. Penjaga gawang asal Belgia itu justru semakin mantap membela klubnya, Bari. Dia pun enggan berganti kostum kendati kesempatan itu terbuka cukup lebar. Sejak membela "I Galletti"—julukan Bari—pada musim 2000-2001, dia terus setia sampai saat ini.
Kesetiaan Gillet terhadap Bari tak bisa dibeli dengan uang. Pada awal musim 2001-2002, Gillet berpeluang mengubah kariernya. Juventus tertarik meminangnya untuk dijadikan deputi Gianlugi Buffon yang juga baru saja didatangkan dari AC Parma. Kendati Gillet gagal membawa "I Galletti" eksis di Serie-A pada musim sebelumnya, manajemen Juventus menilai bahwa penampilannya cukup cemerlang.

Hanya, Gillet menolak pinangan "I Bianconerri". Padahal, bayaran yang akan diterimanya lebih besar. Dia sadar, kesempatan tampil di tim utama akan berkurang. Oleh karenanya, dia lebih memilih meneruskan kariernya bersama Bari meski harus bermain di Serie-B.

Ujian kembali datang. "I Galleti" selalu gagal promosi ke Serie-A. Namun, Gillet tetap enggan pergi. Padahal, jika mau, dia bisa saja berkostum klub-klub di Serie-A kala itu. Penampilan aktraktifnya di setiap musim selalu menarik perhatian. Kepada surat kabar terbitan Bari, La Gazzetta del Mezzogiorno, Gillet pernah berjanji akan mengakhiri karier di Stadion San Nicola.

"Bagiku, uang bukan segalanya dalam karier sepak bola. Aku merasakan kebahagiaan di sini. Mungkin jika memutuskan pindah, aku tak akan merasakan kebahagiaan seperti ini. Aku pun tak kecewa kendati terus bermain di Serie-B. Di sini aku diterima secara terbuka oleh tifosi dan juga masyarakat Bari. Aku merasa sudah menjadi bagian dari klub dan kota ini. Aku akan membalas perlakuan istimewa tifosi dengan mengantarkan Bari ke Serie-A," papar Gillet.

Janji Gillet terpenuhi. Setelah delapan musim berkutat di Serie-B, "I Galletti" kembali mencicipi atmosfer Serie-A pada musim ini. Gillet menjadi sosok yang paling emosional karena penantiannya untuk kembali berlaga di Serie-A bisa terwujud. Sekali lagi dia tetap kokoh pada pendiriannya. Dia tetap enggan pindah kendati namanya sempat dikait-kaitkan dengan klub elite, bukan Serie-A, melainkan di negaranya, yakni mantan klubnya, Standard Liege.

Tua makin cemerlang

Pilihan Gillet untuk terus setia bersama Bari sangatlah tepat. Dari waktu ke waktu, penampilannya semakin berkembang. Selalu menjadi pilihan utama otomatis membuat jam terbangnya makin banyak. Puncak gemilang penampilannya terjadi pada musim ini. Meski usia sudah berkepala tiga, refleks dan ketangkasannya dalam menghalau serangan terus meningkat.

Imbas dari penampilan yang cemerlang itu adalah kokohnya Bari di papan tengah. Bahkan, klub asuhan Giampiero Ventura ini tercatat sebagai tim promosi kedua setelah Parma, yang cukup melejit. Bari untuk sementara mampu mengungguli tim-tim yang lebih kuat, seperti Lazio, Genoa, Udinese, dan Fiorentina.

Kekuatan "I Galletti" terletak pada kokohnya barisan pertahanan mereka, termasuk kepiawaian Gillet di bawah mistar gawang. Ia bagai laba-laba yang tangguh menjaga sarangnya sehingga sulit membobol jaringnya. Allenatore "I Bianconeri", Ciro Ferrara, mengakui penampilan Gillet pada musim ini luar biasa. Hal itu dikatakannya setelah Juventus kalah 1-3 dari Bari pada gionarta ke-16 (12/12/2009).

"Permainan kami lebih baik. Kami hanya kalah karena tak bisa menaklukkan Gillet. Dia tampil sangat cemerlang. Secara umum, penampilannya pada musim ini memang memesona," katanya. Data statistik memperlihatkan, penampilan Gillet cukup gemilang. Hingga pekan ke-17, gawangnya baru kemasukan 15 gol. Itu menjadi jumlah kemasukan terminim kedua di Serie-A musim ini setelah Inter Milan, yang kebobolan 14 gol.

Berkat aksi heroiknya bersama "I Galletti" selama paruh musim pertama, Gillet mendapat hadiah istimewa dari pelatih timnas Belgia, Dick Advocaat. Untuk kali pertama, dia akhirnya tampil bersama Rode Duivels, julukan timnas Belgia. Dia melakukan debut pada 5 September 2009 di ajang Pra Piala Dunia 2010 melawan Spanyol. Sayang, dalam partai debut itu, gawang mereka kebobolan lima gol.

Toh, hal itu tak menyurutkan langkah Advocaat untuk terus memberi kepercayaan. Hingga saat ini, dia telah empat kali memperkuat timas. Bahkan, Gillet menggeser posisi Stijn Stijnen yang sebelumnya menjadi kiper utama. Prestasi gemilang itu dia torehkan tak lepas dari loyalitasnya untuk berkostum Bari.

Rabu atau Kamis (21/1/2010) dini hari WIB, dia kembali mempertontonkan kehebatannya. Bertandang ke kandang Genoa, dia melakukan banyak penyelamatan. Bahkan, Genoa dibuat frustrasi karena serangan mereka selalu gagal di tangan Gillet, dan Bari akhirnya mampu menahan 1-1.

Kesetiaan dan rasa sayang menjadi salah satu kekuatan yang dia miliki sebagai kiper, selain juga ketangkasannya. Gillet akan terus menjadi faktor penting perjalanan dan kesuksesan Bari. Ia bahkan diperkirakan bakal menjadi legenda besar klub itu.

Fakta Gillet
Nama Lengkap: Jean Francois Gillet
Julukan: The Cat From Liege
Lahir: Liege (Belgia), 31 Mei 1979
Tinggi/Berat: 181 cm/78 kg
Posisi: Kiper
Nomor Kostum: 1 (Bari)
Debut Serie-A: 30 September 2000, Bari 1-1 Verona
Debut Timnas: 5 September 2009, Spanyol 5-0 Belgia

Karier Klub:
1998-1999: Standard Lieg (3 kali main)
1999-2000: Monza (37 kali main)
2000-2003: Treviso (44 kali main)
2004-2009: Bari (106 kali main)
2009- ... : Bari (16 kali main)

Sumber: http://bola.kompas.com

No comments:

Post a Comment