Saturday, January 22, 2011

Kebrutalan Bonek Mania Menewaskan Satu Warga Lamongan

Anarkis dan brutal, mungkin citra itu akan terus melekat dalam diri para bonek mania (sebutan untuk para penggemar persebaya surabay). Citra tersebut akan sangat sulit untuk hilang. Apalagi baru-baru ini, kebrutalan para bonek mania menewaskan satu warga lamongan. Akan semakin jelas jati diri mereka tidak lepas dari kekerasan.
Sedikitnya 26 suporter beratribut pendukung Persebaya yang biasa disebut bonek diamankan di Kepolisian Resor Lamongan, sementara 31 lainnya diamankan Polres Bojonegoro. Mereka dianggap melakukan keonaran.

Sebelumnya pada Sabtu (22/1/2011) dini hari sejumlah orang mengenakan atribut bonek yang naik kereta dari Surabaya-Jakarta melempari rumah warga dan masjid di Lamongan. Akhirnya Sabtu sore sekitar pukul 16.30 warga Lamongan dan polisi menyisir gerbong Kereta Api Kertajaya di Stasiun Dapur Lamongan. Ada dugaan kereta ditumpangi bonek yang membawa batu serta senjata tajam.

Sebanyak 26 orang beratribut bonek diminta turun dan dibawa ke Polres Lamongan. Sweeping berjalan singkat karena kereta akan segera melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Saat hendak turun warga Lamongan mengenakan atribut pendukung Persela, LA Mania ditarik bonek yang masih ada di kereta. Dua warga Lamongan terbawa kereta. Setelah itu pintu kereta tertutup. Warga Lamongan beratribut LA Mania berusaha mengejar kereta tetapi tidak terkejar.

Apes dialami Gilang (24) warga Perumda Deket. Ia dikeroyok dan dihajar bonek di kereta lalu dibuang di Desa Karanglangit, Kecamatan Lamongan. Gilang tewas dengan luka tusukan dan sayatan di leher kiri dan wajah memar berdarah. Gilang dimakamkan Sabtu malam pukul 23.00.

Sementara dirigen musik perkusi LA Mania, Teguh Karembo (30) warga Dapur Lor Kelurahan Sidokumpul Lamongan luka parah. dia mengalami patah tulang dan mengalami luka tusukan di lengan kanan. Dia juga mengalami luka sayat di pipi kiri memanjang hingga telinga. Teguh berhasil berontak dan lolos dari kebrutalan bonek. Dia melompat dari kereta dan ditemukan warga di Desa Talun, Kecamatan Sukodadi. Teguh dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

Menurut Teguh, saat tahu Gilang ditarik bonek, dia sebenarnya bermaksud menolong. Tetapi jumlah bonek lebih banyak dan membawa pisau. "Beruntung saya bisa melompat," kata Teguh.

Usai ada yang terbawa kereta, polisi meminta kereta berhenti di stasiun mini Sukodadi. Tetapi saat warga dan polisi menyusuri rel menemukan Gilang meninggal dalam keadaan luka parah. Akhirnya polisi berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Bojonegoro untuk mengamankan bonek.

Kepala Kepolisian Resor Lamongan, Ajun Komisaris Besar Gagas Nugraha menyatakan pihaknya masih melakukan penyidikan dan meminta keterangan saksi-saksi. Dua korban telah dimintakan visum et repertum. Pihaknya juga berkoordinasi dengan kepolisian resor kota Surabaya, Polres Gresik, dan Polres Bojonegoro untuk meminimalkan keberangkatan bonek yang ingin menyaksikan pertandingan Persebaya 1927 melawan Tangerang Wolves FC Minggu (23/1/2011) sore. Itu untuk mengurangi risiko ulah supporter termasuk potensi kerusuhan atau bentrokan.

"Kami meminta PT KA tidak mengangkut atau menurunkan penumpang khususnya bonek terutama di wilayah Lamongan. Kami juga meminta pengurus LA Mania agar menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib," kata Gagas. Sementara itu Polres Bojonegoro berhasil menjaring 31 bonek. Mereka diperiksa di Polres dari kemungkinan terlibat penganiayaan warga Lamongan hingga tewas. (Ramanezone)

No comments:

Post a Comment