Showing posts with label Liga Itali. Show all posts
Showing posts with label Liga Itali. Show all posts

Sunday, March 13, 2011

Bermain Imbang Dengan Bari, Milan Gagal Melaju

Mendapat beban untuk lari dari kejaran Inter Milan, AC Milan malah tampil kurang lepas saat menjamu Bari dalam lanjutan Liga Serie-A, Minggu (13/3/2011). Milan gagal memperpanjang jarak dari Inter, setelah dipaksa bermain imbang 1-1 oleh Bari.

Hasil ini membuat posisi Milan di puncak klasemen belum terlalu aman. Mereka masih hanya unggul 5 poin dari Inter dengan nilai 62. Sebelumnya, Inter hanya bermain imbang 1-1 lawan Brescia.

Milan langsung menggebrak sejak pertandingan dimulai. Mereka mencoba menekan dari berbagai sisi. Beberapa peluang pun tercipta lewat Robinho, Zlatan Ibrahimovic, dan Gennaro Gattuso.

Namun, Milan tampak terlalu terburu-buru mencetak gol. Sehingga, berbagai peluang itu terbuang sia-sia, karena penyelesaian yang kurang sempurna.

Terlalu asyik menyerang, Milan malah lengah dan kecolongan. Mereka dipaksa kebobolan pada menit ke-39. Gergely Rudolf dengan baik memanfaatkan umpan Sergio Almiron dan membobol gawang Christian Abbiati.

Memasuki babak kedua, Milan mencoba meningkatkan serangannya. Bahkan, praktis Milan sangat mendominasi. Mereka memiliki 70 persen penguasaan bola dan melepaskan 21 tendangan ke gawang. Tapi, dari 22 tendangan itu hanya tujuh yang tepat sasaran. Itu pun, kiper Bari, Jean Francois Gillet, masih mampu menyelamatkan gawangnya.

Pada menit ke-73, Milan malah harus bermain 10 orang. Zlatan Ibrahimovic terkena dua kartu kuning alias harus meninggalkan lapangan.

Namun, itu tak mengurangi daya juang "I Rossoneri". Mereka tetap menekan. Bari yang merasa unggul pemain, mulai bermain terbuka. Ini menjadi petaka, karena Milan jadi makin leluasa menembus pertahanan mereka.

Akhirnya, Antonio Cassano menjadi penyelamat Milan. Dia mencetak gol di menit ke-82, membuat kedudukan menjadi 1-1. Bola tendangan kaki kanannya memanfaatkan umpan Luca Antonini, tak kuasa dibendung Gillet.

Gol ini membuat Milan semakin bersemangat dan terus menekan. Namun, mereka gagal menambah gol dan harus puas dengan hasil 1-1.

Susunan Pemain
AC Milan: 32-Christian Abbiati; 33-Thiago Silva, 13-Alessandro Nesta, 77-Luca Antonini, 20-Ignazio Abate, 4-Mark Van Bommel, 70-Robinho, 52-Alexander Merkel (28-Urby Emanuelson 45), 8-Gennaro Gattuso (10-Clarence Seedorf 82), 11-Zlatan Ibrahimovic, 7-Pato

Bari: 1-Jean Francois Gillet; 15-Nicola Belmonte, 52-Kamil Glik, 33-Marco Rossi, 5-Andrea Masiello (6-Michele Rinaldi 45), 27-Simone Bentivoglio, 4-Sergio Almiron, 3-Paul Codrea, 11-Abdelkader Ghezzal, 90-Edgar Alvarez (22-Erik Huseklepp 61), 71-Gergely Rudolf

Sunday, February 20, 2011

Main 10 Orang, Juventus Dilibas Lecce

Bermain dengan sepuluh pemain sejak Gianluigi Buffon diganjar kartu merah akibat melakukan handsball pada menit ke-12, Juventus dipaksa menyerah 0-2 oleh Lecce pada pertandingan Serie A di Stadion Via del Mare, Minggu (20/2/2011).

Juventus menang dalam dua pertandingan Serie A terakhirnya dan berniat memperpanjang rekor itu saat menyambangi Lecce.

Juventus kemudian memang menunjukkan permainan agresif dan ofensif. Setidaknya itu terlihat dari terciptanya peluang gol dari mereka saat pertandingan baru berjalan satu menit. Namun, peluang yang berasal dari Luca Toni itu tak membuahkan apa pun, selain tembakan gawang.
Lecce tak tinggal diam. Selang dua menit kemudian, mereka melancarkan serangan berujung eksekusi dari Grossmuller, yang berhasil ditepis Gianluigi Buffon.

Setelahnya, kedua kubu sama-sama berusaha mempertahankan intensitas permainan mereka dan bergantian menciptakan peluang. Sayang, permainan pertarungan seru itu tidak berujung gol, melainkan kartu merah bagi Buffon yang menepis bola di luar kotak penalti.

Insiden bermula dari pergerakan dengan bola penyerang Lecce, David Di Michele, di luar kotak penalti. Buffon keluar sarang berusaha merebut bola. Namun, sesaat sebelum masuk jangkauan Buffon, Di Michele menembakkan bola, yang ditepis Buffon.

Juventus tampaknya memilih menyikapi kartu merah itu dengan bermain defensif. Pasalnya, manajer memilih menarik gelandang Milos Krasic untuk memasukkan kiper Marco Storari pada menit ke-13.

Sementara Juventus menata diri, Lecce menambah kekuatan serang mereka. Nyaris tanpa terancam, mereka berhasil menciptakan sejumlah peluang gol melalui, misalnya, Fabiano pada menit ke-12 dan David Di Michele pada menit ke-24.

Namun, sementara tembakan Fabiano ditepis Storari, eksekusi Di Michele meleset dari sasaran.

Meski gagal, Lecce terus menekan dan baru pada menit ke-32 serangan mereka membuahkan gol dari Djamel Mesbah.
Keadaan tertinggal membuat Juventus mencari cara keluar dari tekanan dengan niat menyamakan kedudukan. Dengan mengambil risiko kebobolan, mereka mampu menciptakan serankaian ancaman melalui Claudio Marchisio (menit ke-40), Alberto Aquilani (menit ke-43), dan Felipe Melo. Usaha Marchisio dan Aquilani membuahkan tendangan gawang, sedangkan eksekusi Melo dimentahkan Antonio Rosatti.

Juventus kemudian mencoba mengambil inisiatif menyerang pada awal babak kedua. Namun, setelah eksekusi Girgio Chiellini diblok Rosatti dan Alessandro Matri terjebak off-side, Juventus kecolongan gol kedua Lecce, yang kali ini diciptakan Andrea Bartolacci.

Dari tengah kotak penalti, Bartolacci menyambut umpan Di Michele dengan ayunan kaki kanan yang membuat bola bersarang di sudut kiri bawah gawang Juventus.

Tak mau kehilangan momen, Lecce terus menekan. Namun, belum mampu menambah gol, mereka terkena bencana kartu kuning kedua, yang diterima gelandang Giuseppe Vives, menyusul pelanggarannya kepada Giorgio Chiellini pada menit ke-69.

Setelahnya, permainan kembali berlangsung terbuka dan diwarnai aksi saling ancam. Setelah terancam oleh tembakan Javier Chevanton pada menit ke-79 yang meleset dari sasaran, Juventus membalasnya melalui eksekusi Alessandro Del Piero pada menit ke-82, yang juga tidak titis.

Situasi seperti itu terus berlangsung, dengan Juventus lebih dominan dalam penguasaan bola dan penciptaan peluang, tetapi tanpa solusi, sampai peluit berbunyi panjang.

Selama 90 menit, Juventus menguasai bola sebanyak 61 persen dan menciptakan satu peluang emas dari sepuluh usaha. Adapun Lecce melepaskan enam tembakan akurat dari 15 percobaan.

Dengan hasil tersebut, Juventus tertahan di posisi keenam dengan 41 poin atau hanya unggul satu angka dari Palermo di tempat ketujuh. Adapun Lecce naik dua tingkat ke posisi ke-15 dengan 27 poin.

Susunan pemain: Lecce: Antonio Rosatti; Medina Da Silva Fabiano, Stefano Ferrario, Davide Brivio, Giulio Donati; Andrea Batolacci, Gianni Munari, Giuseppe Vivies, Djamel Mesbah (Andrea Rispoli 86), Carlos Grosmuller; David Di Michele (Javier Chevanton 53) Juventus: Gianluigi Buffon; Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini, Frederik Sorensen (Vincenzo Iaquinta 58); Felipe Melo, Alberto Aquilani, Claudio Marchisio, Milos Krasic (Marco Storari 13); Luca Toni (Alessandro Del Piero 45), Alessandro Matri

AS Roma Menang 2-0 Atas Genoa

AS Roma untuk sementara unggul 2-0 atas Genoa di babak pertama lanjutan Serie-A, Minggu (20/2/2011) di Stadion Luigi Ferraris. Gol Roma dicetak oleh dua defender mereka, Philippe Mexes dan Nicolas Burdisso.

Meski bertanding di kandang lawan, Roma tampil menekan sejak awal. Hasilnya, saat pertandingan baru berjalan enam menit, Roma sudah unggul 1-0 lewat tandukan Philippe Mexes. Gol Mexes berawal dari tendangan sudut yang dilepaskan Francesco Totti.
Sepuluh menit kemudian, Roma kembali mencetak gol. Kali ini tendangan bebas Totti yang mengawali gol Nicolas Burdisso. Lagi-lagi gol Roma dicetak melalui sundulan kepala.

Meski sudah unggul 2-0, Roma tak mengurangi intensitas serangan mereka. Namun, sayang, peluang demi peluang harus terbuang percuma akibat kurang tenangnya para striker yang dimiliki Claudio Ranieri dalam menyelesaikannya. Peluang terbaik didapat Marco Borriello pada menit ke-41. Bola tendangannya masih membentur tiang gawang. Hingga babak pertama usai kedudukan 2-0 untuk Roma tak berubah.

Genoa: Eduardo, Kakha Kaladze, Dario Dainelli, Domenico Criscito, Giandomenico Mesto, Omar Milanetto, Juraj Kucka, Marco Rossi, Rafinha, Rodrigo Palacio, Antonio Floro Flores

AS Roma: Julio Sergio, Nicolás Burdisso, Philippe Mexes, John Arne Riise, Paolo Castellini, Leandro Greco, Simone Perrotta (Rordigo Taddei 10), Matteo Brighi, Fabio Simplicio, Marco Borriello, Francesco Totti

Monday, February 14, 2011

Ternyata Dejan Stankovic Punya Dendam Kepada Rafael

Ternyata tidak hanya gelandang menyerang "Sneijder" saja yang bermasalah dengan Rafael Benites, Dejan Stankovic pun mempunyai dendam kepada Rafael Benitez. Benar-benar sial nasib Rafa di Inter Milan, dikala turunnya performa Inter Milan ia juga dibenci oleh anak asuhnya sendiri. Apa penyebabnya?

Pemain tengah Inter Milan, Dejan Stankovic, mengaku tak bisa memaafkan keputusan (mantan) Pelatih Rafael Benitez atas karena tak memainkannya di final Piala Dunia Antarklub.
"Saya tidak dapat memaafkannya. Saya bermain bagus di babak semifinal dan mencetak gol, tetapi ia tidak memasang saya di partai final," ujar pemain berusia 32 tahun itu.
"Sejujurnya saya pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya. Saya ingat ketika di partai final Liga Champions melawan Bayern Muenchen, Jose Mourinho juga tidak memasang saya," katanya.
"Namun, hal itu berbeda. Ia tidak memasang saya karena saya memang sedang terkena cedera, sedangkan ketika di partai final Piala Dunia Antarklub saya sedang berada pada penampilan terbaik. Sungguh mengecewakan, saya tak dapat memaafkannya (Benitez)," Stankovic menambahkan.
"Keputusan Benitez yang tidak memasang saya di partai final tidak hanya mengejutkan saya, tetapi juga seluruh anggota tim," paparnya.
Benitez melatih Inter akhir musim lalu menggantikan Jose Mourinho. Mengingat Inter menutup musim 2009-2010 sebagai juara Liga Champions, mereka berhak tampil di Piala Dunia Antarklub di Dubai, 15-18 Desember lalu.
Inter berhasil melaju ke final, menghadapi Mazembe dan menang 3-0. dalam konferensi pers setelah pertandingan,, Benitez meminta klub membelikannya sejumlah pemain di jendela transfer kedua pada Januari ini. Menurutnya, jika tak dibelikan, ia akan meminta agennya meninjau kontraknya dengan Inter.
Menurut media-media Italia, Inter kecewa dengan sikap Benitez dan memutuskan memecatnya. Posisinya digantikan mantan Manajer AC Milan Leonardo

Sneijder: Saya Tidak Senang Dengan Rafa

Kegagalan atau buruknya penampilan sebuah klub selalu akan ada yang menjadi kambing hitam. Begitu pula yang terjadi sekarang ini pada Inter Milan. 3 musim berturut turut digdaya merajai liga seri A, tahun ini mereka tampil sangat buruk dan bahkan sering mengalami kekalahan meskipun berhadapan dengan tim medioker sekalipun. Sialnya, yang menjadi kambing hitam adalah sang pelatih Rafael Benitez. Ia didakwa penyebab buruknya penampilan Inter Milan. Mengenai hal ini gelandang asal Belanda Sneijder memberikan komentar.
Playmaker Inter Milan, Wesley Sneijder, menilai klubnya menjadi lebih baik pascaphengkangnya Rafael Benitez dari kursi kepelatihan Inter. Sneijder juga menuturkan, ia sama sekali tak bahagia saat Rafa berkuasa di San Siro
Ketika Benitez pergi dari Inter, "La Beneamata" masih terpaku di peringkat ketujuh Serie-A dan tertinggal 13 angka dari AC Milan di puncak klasemen. Namun, semuanya berubah setelah kedatangan Leonardo. Suasana ruang ganti menjadi lebih harmonis dan "I Nerazzurri" berhasil bangkit.
Mereka sanggup memenangkan 8 dari 10 laga bersama Leo. Hasilnya, Inter pun melesat ke peringkat ketiga dan kini hanya tertinggal lima angka dari AC Milan. Perlu diingat, Javier Zanetti dan kawan-kawan juga masih memiliki satu laga tersisa. Kesuksesan Leo tak berhenti di situ. Ia juga sanggup membawa Inter ke semifinal Piala Italia.
"Pelatih baru, Leonardo, bekerja seperti (mantan pelatih) Jose Mourinho. Setiap pemain merasa jauh lebih baik bersamanya," seru Sneijder.
Sneijder juga mengungkapkan kekecewaannya karena Benitez kerap mengubah posisinya di lapangan. "Aku frustrasi bersama Benitez. Dia ingin aku menjadi striker. Aku merasa lebih baik sekarang dan lebih nyaman bermain di lapangan."
"Aku akan berbohong jika mengatakan perubahan pelatih tidak ada hubungannya dengan hal ini," tuntas Sneijder kepada AD Sportwereld.

Thursday, February 10, 2011

Duo Derby Terpanas Seri A Pekan Ini

Liga Seri A pecan ini akan menyuguhkan dua derby yang panas yakni Juventus kontra Inter Milan dan AS Roma melawan Napoli. Tentu saja situasi ini harusnya bisa menguntungkan AC Milan. Apakah Ac Milan bisa memanfaatkannya?
As Roma kontra Napoli yang sering disebut sebagai erby De Sole dan juga derby Juventus kontra Inter Milan yang disebut Derby D’Italia akan menjadi partai yang sangat panas berkaitan dengan makin memanasnya persaingan perebutan scudetto. Tentunya AC Milan yang berada di atas angina dengan keadaan ini. Napoli dan Inter Milan berada di posisi dua dan tiga Seri A. poin tiga angka harus mereka dapatkan guna menempel AC Milan yang kini tengah memimpin klasemen sementara.
Bila Rossoneri bisa menang, maka itu akan menambah beban bagi I Vesuviani dan I Nerazzuri. Namun bila Milan gagal meraih poin maksimal, maka itu bisa melipatgandakan motivasi Napoli dan Inter.
Namun Napoli dan Inter juga harus waspada karena lawan yang mereka hadapi bukanlah tim yang enteng. Terlebih keduanya harus tampil di markas lawan

AC Milan vs Parma
Situasi ini memang sedikit banyak menguntungkan Milan. Tim besutan Massimiliano Allegri dijadwalkan bertemu Parma yang kini menghuni posisi 15 Seri A.
Meski begitu Milan juga memiliki beban tersendiri. Pasalnya Zlatan Ibrahimovic dkk harus berlaga lebih dahulu dibanding Napoli dan Inter. Itu berarti Milan dituntut untuk meraup poin penuh guna memberikan teror kepada lawan-lawannya. Rekor kandang Milan memang apik yakni tujuh menang tiga seri dan dua kalah. Sementara itu catatan away Parma cukup buruk yakni dua menang, dua kalah, dan tujuh seri.
Meski begitu dari lima laga kandang terakhir Milan, mereka dua kali imbang (4-4 vs Udinese dan 0-0 vs Lazio) serta sekali kalah dari AS Roma. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang harus diwaspadai oleh Il Diavolo Rosso.

Roma vs Napoli
Catatan pertemuan dua tim yang dipandang mewakili Italia Selatan ini adalah lima kali dimenangi Roma, empat imbang, dan hanya sekali Napoli menang dari sepuluh laga resmi terakhir.
Tapi itu bukan berarti Napoli kalah kelas dari Roma. Bila data pertemuan itu dipersempit menjadi lima pertemuan terakhir, Giallorossi menang dua kali, I Partenepoi sekali, dan dua sisanya berakhir tanpa pemenang.
Napoli akan datang ke OIimpico dengan motivasi berlipat, karena mereka dituntut meraup poin penuh secara berkelanjutan untuk terus menempel AC Milan yang ada di capolista.
Namun anak buah Walter Mazzari juga wajib mewaspadai catatan tim besutan Claudio Ranieri yang belum terkalahkan dari 11 laga kandang mereka sejauh ini. Daniele De Rossi dkk menang delapan kali dan seri tiga kali.
Ada pun catatan away Napoli tak terlalu bagus dengan enam kali menang, dua kali seri, dan empat kali kalah.

Juventus vs Inter Milan
Duel akbar akan menutup Seri A akhir pekan ini yakni Juventus kontra Inter Milan. Laga bertarjuk Derby d’Italia ini selalu menghadirkan intensitas tinggi meski kali ini secara posisi di klasemen Juve berada jauh dari perebutan gelar juara.
Kehadiran pelatih Leonardo mendatangkan semangat baru bagi Inter. Delapan pertandingan Seri A di bawah asuhan pria Brasil itu, La Beneamata baru sekali kalah. Tujuh lainnya berhasil dimenangi oleh tim biru hitam.
Juventus memang belum menunjukkan performa yang stabil sejauh ini. Kemenangan 3-1 di markas Cagliari akhir pekan lalu diharapkan menjadi titik awal untuk penampilan Bianconeri yang lebih baik lagi.
“Menghadapi Inter, tim yang tengah berada dalam performa luar biasa, kami harus melanjutkan kemajuan yang kami peroleh di markas Cagliari. Kami harus tampil dengan performa Juve yang sesungguhnya. Kemenangan akan memberikan kami suntikan semangat dan poin penting dari rival utama,” seru bek Giorgio Chiellini di situs resmi klub.
Dan siapakah yang akhirnya jadi pemenangnya?

Saturday, February 5, 2011

Liga Champion: Juventus Belum Layak Main

Sampai memasuki sepertiga terakhir musim, Juventus belum menunjukkan penampilan yang meyakinkan. Makanya Bianconeri dianggap belum layak untuk tampil di turnamen seketat Liga Champions.

Penilaian itu diungkapkan oleh mantan pemainnya sendiri Diego Ribas da Cunha. Ia pernah membela Juve selama semusim sebelum akhirnya didepak dan kini bergabung dengan Wolfsburg.

Agaknya penilaian itu tak sepenuhnya salah. Usai jeblok di musim lalu, performa Juve kini belum jua membaik.
Pasukan arahan Luigi Del Neri ini hanya mampu meraih empat angka dari lima laganya dan kini harus puas duduk di tangga kedelapan klasemen dengan nilai 35, terpaut 13 angka dari AC Milan yang ada di puncak.

Melihat situasi demikian tak heran jika tak sedikit yang meragukan kemampuan Juve dapat fini di empat besar di akhir musim, apalagi meraih scudetto.

"Masalah (Juve) tidak ada hubungannya dengan para pemain tapi pada orang-orang yang ada di sekitar mreeka. Aku melihat pertandingan mereka melawan Palermo dan mantan rekan-rekan setimku sepertinya tidak berada dalam pernampilan terbaik mereka," ujar Diego kepada Sportal yang dikutip ESPN Star.

"Juventus yang seperti ini tidak layak tampil di Liga Champions. Saya harap mereka bisa bangkit tapi itu tidak akan mudah karena mereka sedang berada dalam masalah," pungkas pemain asal Brasil itu.

Friday, February 4, 2011

Liga Itali: Milan Terlalu Kacau untuk Menang

Hanya bermain imbang 0-0 di kandang bukanlah hal yang bagus untuk AC Milan. Pelatih Rossoneri, Massimiliano Allegri, menyebutkan beberapa kekacauan yang dilakukan timnya sehingga kemenangan gagal diraih.

Bermain di hadapan pendukung sendiri di San Siro, Rabu (2/2/2011) dinihari WIB, Milan melepaskan 20 tembakan sepanjang pertandingan. Terlihat trengginas memang, tetapi fakta bahwa hanya dua tembakan yang mengarah tepat ke gawang Lazio menunjukkan Milan banyak membuang peluang.Allegri sendiri menyebut bahwa skuadnya banyak melakukan salah operan. Tapi ia juga mengakui bahwa Lazio bertahan dengan baik sehingga para pemainnya kesulitan untuk menerobos masuk ke pertahanan.

"Kami terlalu terburu-buru di babak pertama dan akhirnya malah banyak melakukan salah oper," ungkap Allegri di Football Italia.

"Lazio bertahan dengan baik malam ini, tapi tak pernah benar-benar mendapatkan shot on goal. Pada beberapa kesempatan kami bermain dengan baik. Pada kesempatan lainnya kami bermain terlalu kacau."

"Tapi kami memiliki banyak peluang dan beberapa kali menghantam gawang dengan cara yang sama. Saya pikir, secara keseluruhan, kami layak menang," tukasnya.

Hasil imbang ini tak mengubah posisi Milan. Mereka tetap memuncaki klasemen sementara Seri A dengan nilai dengan nilai 48 atau unggul lima angka dari pesaing terdekatnya yakni Napoli.

Liga Itali: Inter Memperpanjang Napas Perebutan Skudeto

Inter Milan bangkit dari ketinggalan dua gol untuk mengalahkan tamunya, Palermo, 3-2, di Stadion San Siro, Minggu (30/1). Pemain anyar Giampaolo Pazzini mencetak dua gol penyama kedudukan, sedangkan gol penentu kemenangan dihasilkan striker Samuel Eto’o melalui titik penalti.

Saat masih unggul 1-2, Palermo memiliki peluang memperbesar keunggulan setelah mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-63. Namun, eksekusi Javier Pastore gagal. Kemenangan tersebut memperpanjang napas Inter dalam perebutan ”scudetto” meski kini masih berada di peringkat kelima dengan 38 poin, tertinggal sembilan poin dari pemimpin klasemen, AC Milan.
Napoli terus menempel Milan di puncak klasemen berkat kemenangan 4-0 atas tamunya, Sampdoria. Striker Edinson Cavani mencetak hattrick, sedangkan satu gol lainnya dicetak oleh Marek Hamsik.

Sementara dari laga hari Sabtu, Mark van Bommel diusir wasit pada laga debutnya bersama AC Milan di Serie A. Namun, pemimpin klasemen ini tetap mengklaim tiga poin dengan kemenangan 2-0 atas tuan rumah Catania. Meski bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-54, dua gol dari Robinho dan Zlatan Ibrahimovic membuat Milan kian kokoh di puncak klasemen dengan perolehan 47 poin.

Robinho mengklaim, ”Rossoneri” semakin dekat dengan mahkota ”scudetto”. ”Saya gembira dengan kemenangan melawan tim yang bertahan rapat,” kata penyerang asal Brasil ini kepada SkySport. ”Kami di puncak dan masih ada 15 atau 20 laga tersisa, jadi kami harus terus bermain seperti ini. Sangat berat bermain dengan 10 pemain, tetapi kami kira Van Bommel tidak layak mendapatkan kartu kuning keduanya.”

Pelatih Milan Massimiliano Allegri menyatakan, Van Bommel harus belajar untuk beradaptasi dengan sepak bola Italia. ”Van Bommel harus lebih tenang, tetapi ini baru laga keduanya (menyusul debutnya di Coppa Italia),” ujar Allegri. ”Anda tidak akan mendapat kartu kuning untuk pelanggaran seperti itu di Jerman, tetapi ia memang bermain keras.”

Allegri juga memuji kontribusi Ibrahimovic sepanjang musim ini. ”(Ibrahimovic) memiliki musim terbaik dalam soal intensitas permainan. Ia sangat antusias, ia merasa ia adalah pemimpin dan bahkan ia ikut bertahan. Itu adalah hal terpenting yang dilakukannya. Jika ia melakukan hal itu, semua orang akan mendukungnya,” ujar Allegri.

Milan tampil menyerang dan langsung mendapatkan peluang pada menit pertama pertandingan. Antonio Cassano dan Ibrahimovic berhasil membongkar lini belakang Catania sebelum bola dikirim ke Robinho. Akan tetapi, tendangan Robinho dari jarak 20 meter terlalu lemah bagi penjaga gawang Mariano Andujar.

Ibrahimovic memiliki dua tendangan jarak jauh yang melebar pada awal babak kedua sebelum Van Bommel, yang dibeli dari Bayern Muenchen pertengahan pekan lalu, menerima kartu kuning keduanya pada menit ke 54. Hanya empat menit kemudian, Milan justru unggul setelah Andujar gagal menangkap dengan sempurna tendangan bebas Ibrahimovic dan Robinho bereaksi lebih cepat untuk melesakkan bola rebound ke dalam gawang.

Lima menit sebelum pertandingan berakhir, tim tamu memastikan kemenangan setelah Robinho memberi umpan kepada Ibrahimovic untuk mencetak gol kedua.

Pada laga lainnya, penyerang asal Ceko, Libor Kozak, mencetak dua gol untuk memberi Lazio kemenangan 2-0 atas Fiorentina. Hasil itu memperpanjang harapan Lazio untuk ikut bersaing merebut gelar Serie A. Tim asuhan Edy Reja ini tertinggal tujuh poin dari Milan.

Liga Itali: Bari Ancam Kebangkitan Inter

Grafik performa Inter Milan terancam melorot lagi setelah ditahan Bari 0-0, sampai akhir babak pertama laga Serie-A, di San Nicola, Kamis (3/2/2011), karena jika sampai gagal meraih tiga angka, itu akan menjadi kegagalan menang kedua dalam tiga laga terakhir Inter di Serie-A.

Pada dua pertandingan sebelumnya, Inter bertemu Udinese dan Palermo. Sementara kalah 1-3 dari Udinese, Inter mampu menang 3-2 atas Palermo, setelah sempat tertinggal 0-2.Dengan bekal itu, Inter berusaha menjadikan Bari menjadi pijakan meraih konsistensi. Namun, mereka usaha mereka mendapatkan perlawanan sengit dari Bari.

Bermain sebagai tamu, Inter kesulitan mengembangkan permainan dan beberapa kali terancam setidaknya selama 15 menit pertama. Untung bagi Inter, eksekusi Bari banyak yang tidak sempurna dan hanya membuahkan tendangan gawang.

Inter baru mendapatkan peluang gol pertama saat pertandingan menginjak menit ke-20, yaitu melalui Maicon. Namun, eksekusi yang dilepaskan Maicon dari luar kotak penalti itu mengarah ke tengah gawang, tepat di mana Jean Francois Gillet.

Setelah itu, Inter terus berusaha meningkatkan kualitasnya. Meski bisa memperbaiki penciptaan peluang, mereka masih kesulitan meredam serangan tuan rumah sehingga terjadilah aksi saling ancam.

Pada menit ke-21, misalnya, Bari menciptakan peluang gol melalui Sergio Almiron. Setelah eksekusinya melenceng keluar lapangan, Inter membalasnya melalui Maicon pada menit ke-22, yang sayangnya, juga hanya membuahkan tendangan gawang.

Selama 45 menit pertama, Bari menguasai bola sebanyak 46 persen dan melepaskan satu tembakan dari empat usaha. Adapun, Inter melepaskan dua tembakan akurat dari lima percobaan.

Susunan pemain:
Bari: Jean Francois Gillet; Marco Rossi, Kamil Glik, Alessandro parisi, Andrea Masiello; Sergio Almiron, Simone Bentivoglio, Alssandro Gazzi, Massimo Donatti; Stefano Okaka Chuka, Gergely Rudolf
Inter: Julio Cesar; Marco Materazzi, Andrea Ranocchia, Cristian Chivu, Maicon; Thiago Motta, Houssine Kharja, Javier Zanetti; Samuel Eto'o, Diego Milito, Giampaolo Pazzoni
Wasit: Andrea Romeo

Tuesday, February 1, 2011

Itali: Legrottaglie Selamatkan Muka Juventus

Bek Juventus, Nicola Legrottaglie mencetak gol yang membuat timnya bisa menutup babak pertama duel Serie-A versus Livorno, Sabtu (6/2/2010), dengan skor 1-1.

Dalam laga kali ini, Juventus turun dengan skema andalan pelatih Alberto Zaccheroni, 3-4-1-2. Juventus kemudian memang bermain lebih agresif dan dominan. Namun, karena baru menggunakan taktik ini, permainan Juventus tampak kurang seimbang, terutama lini belakang.
Hal itu terlihat dari sejumlah ancaman Livorno yang terjadi dalam serangan balik. Untungnya, ketika barisan tengah dan belakang gagal mengantisipasi serangan, Buffon mampu beberapa kali melakukan penyelamatan.

Namun, sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sesigap-sigapnya Buffon, ia toh terpaksa memungut bola tembakan Antonio Filippini dari gawangnya di menit ke-26. Memanfaatkan umpan Luigi Vitale, Filippini mengirim bola ke sudut kanan atas gawang Buffon.

Gol itu tak mengubah permainan Juventus. Mereka tetap mempertahankan tekanan dan masih sering melupakan pertahanan. Toh, meski masih belum menemukan keseimbangan, mereka mampu selamat dari sejumlah ancaman dan bahkan bisa menyamakan kedudukan melalui gol Nicola Legrottaglie di menit ke-42. Memanfaatkan umpan Diego, Legrottaglie menanduk bola masuk ke sudut kanan bawah gawang Rubinho.

Sepanjang babak pertama, Juventus menguasai bola sebanyak 53 persen dan menciptakan dua tembakan tepat ke gawang dari tiga percobaan. Sementara itu, Livorno membuat dua peluang emas dari tujuh kali usaha. (*)

Susunan pemain:
Livorno: Rubinho; Diniz, Knezevic, Perticone; Vitale, Filippini, Mozart, Pulzetti, Raimondi; Bellucci; Lucarelli
Juventus: Buffon; Chiellini, Legrottaglie, Cannavaro; Grosso, Melo, Candreva, Caceres; Diego; Amauri, Del Piero

Tuesday, January 25, 2011

Ibrahimovic Pimpin Milan Jauhi Napoli

Penyerang Zlatan Ibrahimovic mencetak satu gol yang ikut menentukan kemenangan timnya 2-0 atas Cesena dalam lanjutan Serie-A di San Siro, Minggu (23/1/2011). Berkat kemenangan itu, Milan duduk di puncak klasemen dengan 44 poin, atau unggul empat angka dari pesaing terdekat, Napoli.
Gol pertama Milan merupakan hasil bunuh diri bek Cesena, Maximiliano Pellegrino, pada menit ke-45. Gol bermula dari umpan Antonio Cassano yang ditembakkan Zlatan Ibrahimovic. Pellegrino melakukan antisipasi, tetapi bola meluncur ke gawang sendiri dan gagak dihalau oleh kiper Francesco Antonioli.

Ibrahimovic akhirnya mencatatkan namanya sendiri sebagai pencetak skor saat pertandingan menginjak masa injury time. Menguasai umpan Robinho di dalam kotak penalti, ia menembakkan bola dari sudut sempit masuk ke sudut kanan atas gawang Antonioli.

Bermain sebagai tuan rumah, Milan malah lebih dulu terancam oleh tembakan Dominique Malonga dan Giuseppe Colucci pada tiga menit pertama. Namun, gawang Milan tetap aman berkat penyelamatan yang dilakukan Christian Abbiati.

Milan bereaksi cepat membalas ancaman itu dengan eksekusi yang dilakukan Thiago Silva dan Massimo Ambrosini. Namun, kedua usaha itu hanya membuahkan tendangan gawang.

Setelah itu, Milan ingin memperbaiki penguasaan bola. Namun, Cesena tetap bermain agresif dan berhasil memaksa Milan mengikuti irama permainan mereka.

Milan baru bisa mulai menguasai keadaan sekitar menit ke-20. Selain bisa mengurangi penetrasi tim tamu ke wilayah mereka, Milan semakin konsisten melepaskan ancaman.

Pada menit ke-20 sampai ke-30, misalnya, Milan menciptakan empat tembakan melalui Robinho, Alexander Merkel, dan Zlatan Ibrahimovic, dan cuma terancam satu kali, itu pun dari tendangan bebas. Namun, tak satu pun eksekusi membuahkan gol akibat dimentahkan Francesco Antonioli.

Mendapat tekanan begitu rupa, Cesena tak mengendurkan agresi. Meski semakin kesulitan menjajah wilayah Milan, mereka konsisten mengejar bola dan melancarkan serangan begitu menguasainya.

Berbeda dari sebelumnya, Milan mampu membaca alur serangan mereka, memangkasnya, dan membangun serangan. Usaha Milan terus menemui kebuntuan, sampai terciptanya gol Pellegrino.

Pertandingan babak kedua berlangsung lebih seru. Sementara Milan berusaha menambah gol, Cesena juga berusaha mengejar ketinggalan. Aksi saling ancam pun terjadi, dengan Milan sebagai tim yang lebih dominan.

Pada menit ke-75 sampai ke-80, Milan menciptakan peluang emas melalui Robinho dan Antonio Cassano. Namun, eksekusi keduanya mentah di tangan Antonioli.

Cesena baru membalas itu ketika pertandingan menginjak menit ke-82 melalui Paolo Sammarco, yang sayangnya meleset.

Milan membalas itu dengan berondongan tembakan yang tak membuahkan gol, kecuali eksekusi Zlatan Ibrahimovic pada menit ke-90, yang diikuti bunyi panjang peluit Andrea Romeo.

Selama 90 menit, Milan menguasai bola sebanyak 59 persen dan melepaskan 10 tembakan akurat dari 25 percobaan. Adapun Cesena menciptakan tiga peluang emas dari 12 percobaan.

Susunan pemain:
Milan: Christian Abbiati; Mario Yepes, Alessandro Nesta, Luca Antonini, Ignazio Abate; Thiago Silva, Robinho, Alexander Merkel, Massimo Ambrosini; Zlatan Ibrahimovic, Antonio Cassano (Pato 84)
Cesena: Francesco Antonioli; Steve von Bergen; Maximiliniano Pellgrino, Paolo Dellafiore (Yohan Benalouane 79), Luca Ceccarelli; Giuseppe Colucci, Marco Parolo, Fabio Ceserta; Dominique Malonga, Igor Budan (Erjon Bogdani 53), Matias Schelotto (Paolo Sammarco 53)
Wasit: Andrea Romeo

Ibra: "Scudeto" Ada Di Gemgama Milan

Kompetisi Liga Seri A masih menyisakan beberapa pekan lagi. Namun penyerang Milan Ibra Sesumbar dengan penuh percaya diri bahwa scudetto bisa dipastikan jatuh ke tangan Milan.
Striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, yakin timnya bakal meraih scudetto musim 2010-11 meski kompetisi masih cukup ketat.

Milan mampu mempertahankan jarak empat poin dari pesaing terdekat, Napoli, setelah pada Minggu (23/1/2011) menang 2-0 atas Cesena. Posisi Milan memang belum aman benar. Tak hanya Napoli, AS Roma, Lazio, Juventus, dan Inter Milan masih mungkin mengejarnya. Namun, Ibra yakin timnya akan bertahan di puncak klasemen sampai akhir kompetisi.

"Kami sedang mempertahankan ritme kami dan bermain dengan permainan kami sendiri. Apa yang terjadi di belakang kami memberi keuntungan. Semakin banyak poin yang kami dapat, kami akan semakin melenggang," tandas Ibra kepada Sky Italia.

"Aku punya sedikit keberuntungan dengan urusan mencetak gol. Robinho memberiku bola yang nyaman dan aku melihat kiper sedikit keluar dari garisnya," terangnya tentang gol ke gawang Cesena.

Milan Unggul Karena Gol Bunuh Diri

Dalam sepakbola, kadangkala kemenangan tidak mutlak ditentukan oleh striker yang menceploskan gawang ke gawang tetapi kadang kala gol kemenangan tercipta berkat keberuntungan yang disebabkan oleh kesalahan antisipasi bek lawan. Begitu pula dengan kemenangan Milan kala menjamu Cesena.
Bek Cesena, Maximiliano Pellegrino, salah mengantisipasi tembakan penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, sehingga bola masuk gawang sendiri dan AC Milan pun unggul 1-0, sampai akhir babak pertama pertandingan Serie-A, Minggu (23/1/2011).

Bermain sebagai tuan rumah, Milan malah lebih dulu terancam oleh tembakan Dominique Malonga dan Giuseppe Colucci pada tiga menit pertama. Namun, gawang Milan tetap aman berkat penyelamatan yang dilakukan Christian Abbiati.

Milan bereaksi cepat membalas ancaman itu dengan eksekusi yang dolakukan Thiago Silva dan Massimo Ambrosini. Namun, kedua usaha itu hanya membuahkan tendangan gawang.

Setelah itu, Milan ingin memperbaiki penguasaan bola. Namun, Cesena tetap bermain agresif dan berhasil memaksa Milan mengikuti irama permainan mereka.

Milan baru bisa mulai menguasai keadaan sekitar menit ke-20. Selain bisa mengurangi penetrasi tim tamu ke wilayah mereka, Milan semakin konsisten melepaskan ancaman.

Pada antara menit ke-20 sampai ke-30, misalnya, Milan menciptakan empat tembakan melalui Robinho, Alexander Merkel, dan Zlatan Ibrahimovic dan cuma terancam satu kali, itu pun dari tendangan bebas. Namun, tak satu pun eksekusi membuahkan gol akibat dimentahkan Francesco Antonioli.

Mendapat tekanan begitu rupa, Cesena tak mengendurkan agresi. Meski semakin kesulitan menjajah wilayah Milan, mereka konsisten mengejar bola dan melancarkan serangan begitu menguasainya.

Berbeda dari sebelumnya, Milan mampu membaca alur serangan mereka, memangkasnya, dan membangun serangan. Usaha Milan terus menemui kebuntuan, sampai pada menit ke-45, Maximiliano Pellegrino salah mengantisipasi tembakan Zlatan Ibrahimovic sehingga bola masuk gawang sendiri.

Gol bermula dari umpan Antonio Cassano yang ditembakkan Ibra. Pellegrini salah mengantisipasi tembakan itu sehingga bola meluncur ke gawang sendiri. Antonioli sempat menepis bola, tetapi bola tetap masuk gawangnya.

Selama 45 menit pertama, Milan menguasai bola sebanyak 54 persen dan melepaskan lima ancaman serius dari 13 percobaan. Adapun, Cesena mampu menciptakan tiga peluang emas dari delapan percobaan. (*)

Susunan pemain:
Milan: Christian Abbiati; Mario Yepes, Alessandro Nesta, Luca Antonini, Ignazio Abate; Thiago Silva, Robinho, Alexander Merkel, Massimo Ambrosini; Zlatan Ibrahimovic, Antonio Cassano
Cesena: Francesco Antonioli; Steve von Bergen; Maximiliniano Pellgrino, Paolo Dellafiore, Luca Ceccarelli; Giuseppe Colucci, Marco Parolo, Fabio Ceserta; Dominique Malonga, Igor Budan, Matias Schelotto
Wasit: Andrea Romeo

Tuesday, January 18, 2011

Filosofi Italia Utamakan Pengembangan Pemain Muda

Filosofi Italia Utamakan Pengembangan Pemain Muda: "Italy Under 21 (Getty Images)
Fokus prioritas Italia dalam berinvestasi bagi timnas di masa mendatang yakni mengembangkan bibit-bibit muda."

Legenda Italia Gianni Riveria, yang juga menjabat sebagai presiden sektor pemain muda di Federasi Sepakbola Italia [FIGC], telah menunjuk para pemain belia Italia bisa menjadi regenerasi yang bagus bagi timnas di masa mendatang.

Riveira menambahkan, filosofi utama timnas adalah mengembangkan aspek teknis dalam penanaman bibit-bibit muda.

"Sepakbola Italia telah memiliki tradisi lama dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mencapai banyak target di masa mendatang," kata sang legenda kepada UEFA.com.

"Pemain muda adalah harapan kami, tidak hanya dalam sepakbola. Kami telah mengajarkan mereka nilai-nilai positif, namun di saat yang sama, kami mesti mendengarkan mereka tentang mimpi yang mereka tanamkan dan apa yang mereka cita-citakan," lanjut Rivera.

"Menjadikan pengalaman di masa lalu bakal memungkinkan untuk menciptakan kesempatan emas bagi generasi pemain muda, mengajarkan mereka bagaimana kekuatan sepakbola yang bisa dijadikan alat bersosialisasi, mengatasi perbedaan, melahrikan kesempatan bagi integritas diri di antara perbedaan budaya."

"Filosofi utamanya adalah mengembangkan aspek teknis dalam diri pemain muda dan menghindari masa lalu yang hanya lebih mengutamakan fisik belaka."

"Juga harus ada fokus pada pengembangan pemain-pemain muda yang bermain di klub liga kita ketimbang mengambil pemain-pemain yang sudah dikembangkan di luar negara kita," tuntas Rivera.

Vucinic Pertimbangkan Pindah Dari AS Roma


Penyerang AS Roma, Mirko Vucinic, terbuka untuk pindah ke klub lain. Demikian disampaikan agen Vucinic, Alessandro Lucci. Hal itu berkaitan dengan pemberitaan media Italia yang menyebutkan bahwa Vucinic ingin hengkang pada jendela transfer kedua ini. Menurut Lucci, sejauh ini tidak ada tawaran dari mana pun.

"Saat ini Vucinic adalah pemain Roma. Ia berkonsentrasi ingin bekerja dengan baik. Rumor yang berseliweran hanyalah perkiraan. Dalam sepak bola, seperti halnya dalam kehidupan nyata, tak perlu memusingkan rumor. Kalau tidak, Anda akan kehilangan kesadaran akan yang nyata," ujar Lucci.

"Jika ada (tawaran) nyata di masa depan, kami akan mengevaluasinya dengan tenang," tambahnya.

Vucinic masih terikat kontrak sampai Juni 2013. Pada Serie-A musim ini, ia telah bermain 12 kali dan mencetak enam gol.