Showing posts with label sosok luar negri. Show all posts
Showing posts with label sosok luar negri. Show all posts

Wednesday, June 1, 2011

Berita Bola: 10 Video Gol Terbaik Paul Scholes Bersama Manchester United

Berita Bola: 10 Video Gol Terbaik Paul Scholes Bersama Manchester United. Gelandang Manchester United, Paul Scholes telah mengumumkan pensiun sebagai pemain sepak bola pada usia 36 tahun dan menutup karir "sempurna" bersama Manchester United.

Fans Manchester United dan penggemar sepak bola akan kehilangan Scholes. Usai final Liga Champions 2011 di Wembley, Andres Iniesta, Xavi, Busquets, Messi, dan Pedro ingin bertukar kaos dengan Scholes, dan Iniesta adalah pemain Barca yang beruntung mendapatkan kostum terakhir dari Scholesy.

Meski Scholes juga sering Bandar Taruhan Bola melakukan tekel-tekel terlambat dan menjadi kartu kuning dan merah, namun gol-golnya untuk United maupun timnas Inggris akan selalu diingat.

Berikut kami pilihkan 10 Video Gol Terbaik Paul Scholes Bersama Manchester United:


01. Paul Scholes vs Inter Milan, 17 Maret 1999




Setelah unggul 2-0 pada leg pertama, United tertinggal 0-1 dari Nerazzurri di pada leg kedua di Giuseppe Meazza. Namun gol Scholes pada menit 88 ini memastikan langkah United ke semifinal lawan tim Italia lainnya, Juventus. Kelak, United ke final dan menjuarai Liga Champions melalui final dramatis lawan Bayern Munich.

02. Paul Scholes vs Bradford City, 25 Maret 2000




Meski lawan tim yang di atas kertas bisa diatasi United serta Dwight Yorke dan David Beckham juga mencetak gol di laga ini, namun Scholes tetap akan diingat dengan gol spektakulernya.

03. Paul Scholes vs Middlesbrough, 10 April 2000




Gol klasik tendangan jarak jauh dari Scholesy.

04. Paul Scholes vs Panathinaikos, 21 November 2000




Siapa bilang tiki-taka hanya milik Barcelona. Lebih dari satu dekade lalu, Manchester United telah memperagakannya. Ball possession dengan umpan, umpan, umpan, dan diakhiri gol cantik dari Scholes.

05. Paul Scholes vs Everton, 7 Oktober 2002




Scholes dengan trademark tendangan roket dari luar kotak penalti. Gol dari jarak 25 meter ini merupakan gol kedua Scholes di pertandingan ini yang membawa United menang 3-0.

06. Paul Scholes vs Liverpool, 21 Oktober 2006




Bukan gol yang paling spektakuler dari Scholes, namun gol ini akan selalu diingat karena dicetak Scholes ke gawang sang rival, Liverpool, dan pada penampilannya yang ke-500 bersama United.






07. Paul Scholes vs Aston Villa, 23 Desember 2006




Tendangan voli dari luar kotak penalti di Villa Park. Salah satu gol terbaik di era Premier League. Dan salah satu gol terbaik dalam karir Scholes tentunya.

08. Paul Scholes vs Barcelona, 29 April 2008




Tiga tahun lalu, Barca harus mengakui keunggulan United di semifinal Liga Champions. Gol tunggal Scholes membawa Setan Merah ke final lawan Chelsea dan akhirnya menang via adu penalti. Setelah dua kekalahan dari Barca di final, gol Scholes ini menjadi memori terbaik United lawan Barca.

09. Paul Scholes vs Manchester City, 17 April 2010




Gol heading yang juga menjadi favorit Scholes pada Manchester Derby ini adalah salah satu penentu di perebutan gelar juara liga musim lalu dan lebih terkenal lagi karena setelah gol ini Scholes mendapat ciuman bibir dari Gary Neville.

10. Paul Scholes vs Fulham, 22 Agustus 2010




Musim terakhir Scholes bersama United masih menghasilkan gol jarak jauh yang menjadi trademark-nya. Termasuk gol The Ginger Ninja di Craven Cottage.

Saturday, May 28, 2011

Park Ji-sung: Pemain Terbesar Se-Asia

Park Ji-sung: Pemain Terbesar Se-Asia. Ketika tampil di final Liga Champion 2008/09, Park Ji-sung resmi tercatat sebagai pemain Asia pertama di final kompetisi paling elite Eropa. Sabtu, 28 Mei 2011, pemain Korsel tersebut menyasar target lebih megah.

Secara teknis, Ji-sung bukanlah pemain Asia pertama. Sebelumnya ada Ali Daei, bomber Iran yang berkostum Bayern Muenchen saat kalah dari Manchester United di musim 1998/99. Hanya, Daei tidak diturunkan oleh pelatih Ottmar Hitzfield kala itu.

Bagaimana dengan Harry Kewell? Meski tampil bersama Liverpool di partai puncak edisi 2006/07, kiprah bomber Australia itu tidak dihitung karena Prediksi Sepak Bola baru masuk di menit ke-59.

Akhir pekan ini, Ji-sung punya kesempatan untuk memoles statusnya. Ia akan layak disebut pemain Asia terbesar Asia jika berhasil merebut trofi Liga Champion dengan mengalahkan Barcelona. Bahkan melebih Cha Bum-kun, legenda Korsel yang merebut dua Piala UEFA bersama Frankfurt di tahun 1980-an.

Bukankah ia sudah pernah merasakan gelar tersebut di musim 2007/08 bersama United? Memang benar. Tapi ingat, Ji-sung kala itu secara mengejutkan bahkan tidak dimasukkan sebagai pemain cadangan di Moskow untuk menghadapi Chelsea di final.

Alasan itulah yang membuat UEFA tidak mencatatkan nama Zeljko Kalac sebagai orang Asia pertama yang memenangi Liga Champion. Bomber Australia itu hanya menghuni bangku Agen Cewek Bola cadangan Milan di final edisi 2006/07.




Menghadapi Barcelona di Wembley, Ji-sung bakal melakoni peran penting. Seperti kata pelatih Sir Alex Ferguson, kepada The Guardian bulan lau: "Park punya disiplin, kecerdasan, dan pengetahuan sepak bola yang dibutuhkan dalam pertandingan besar."

Kepastian main sejak awal sudah didapat. Kini tergantung pada ji-sung sendiri untuk menambah koleksi 13 gelar sepanjang berkarir di sepak bola, yang menjadikannya sebagai pemain kelima dengan jumlah piala terbanyak di antara seluruh pemain Manchester United dan Barcelona pada akhir pekan ini.


Thursday, May 19, 2011

Profil Bintang: Andre Villas-Boas

Profil Bintang: Andre Villas-Boas
Andre Villas-Boas
Berita Bola | Profil Bintang: Andre Villas-Boas. Andre Villas-Boas adalah sosok dibelakang kesuksesan FC Porto di musim 2010/11. Porto meraih dua gelar juara, Primeira Liga Portugal dan Liga Europa, musim ini.

Bukan tanpa alasan jika melihat sepak terjang pelatih debutan ini. Di musim pertamanya menangani klub secara penuh, pria berusia 33 tahun itu sudah menyumbangkan dua trofi juara bergengsi.

Lalu bagaimana ia bisa mendapatkan pengetahuan yang cukup di usia yang terbilang muda untuk bisa membawa FC Porto menjadi jawara?

Jawabannya ada di tiga pelatih ini, Pep Guardiola, Jose Mourinho dan Bobby Robson. Villas-Boas sendiri yang menyebut ketiga pelatih papan atas Eropa itu memberikan pengaruh besar atas perjalanan karirnya.

Adalah Robson yang pertama kali mengenalkan Villas-Boas pada dunia manajerial. Di usia 16 tahun, pria yang tak pernah mengenyam pengalaman bermain itu sudah berdebat dengan Robson mengenai cara menangani Porto di masa silam. Perdebatan tersebut akhirnya mencuri perhatian Robson, yang menilai pria kelahiran 17 Oktober 1977 itu punya bakat menangani tim.

Ujian pertama diberikan Robson dengan menempatkan Villas-Boas dalam departemen pengamatan Porto. Hasilnya, di usia 17 tahun, Villas-Boas sudah mendapat sertifikat melatih UEFA C.

Di usia 21 tahun, Villas Boas bahkan sudah menangani timnas British Virgin Island sebelum ditarik sebagai asisten Jose Mourinho di Porto. Bersama pelatih yang kini menangani Real Madrid itu, Villas-Boas pun banyak mendapatkan ilmu dalam memimpin klub dan menerapkan startegi yang tepat.

Villas-Boas konon kabarnya sudah menjadi penasihat khusus Mourinho saat di Chelsea dan Inter. Imbasnya, dan juga karena kejeniusan Mourinho sendiri tentunya, Chelsea dan Inter bisa menorehkan beragam prestasi.

Baru di awal musim 2009/10 Villas-Boas menjajal peruntungannya sendiri. Academica de Coimbra menjadi tim pertama yang ditanganinya, menggantikan Rogerio Goncalves yang mundur pada Oktober 2009.

Di sinilah bakat Villas-Boas mulai tampak. Sebelum dia masuk, Academica belum sekali pun bisa meraih kemenangan. Namun seiring bergabungnya Villas-Boas, dengan pendekatan melatih yang dimilikinya, Academica bisa menduduki peringkat 11, unggul sepuluh angka dari tim penghuni zona merah degradasi.

Tak hanya itu saja, Academica juga berhasil mencapai babak semi-final Piala Liga Portugal sebelum akhirnya kalah dari Porto. Dan sejak itu, Villas-Boas menjadi pelatih sensasional di Portugal.

Semusim kemudian, dia ditarik Porto dan resmi menangani tim pada 2 Juni 2010. Dua bulan berselang, gelar pertama diraihnya dengan mengantar Porto memenangi Piala Super Portugal dengan menundukkan Benfica 2-0. Sukses ini berlanjut dengan memenangi Primeira Liga dan Liga Europa dinihari tadi.

Tak hanya itu saja, serangkaian prestasi pribadi juga dicatatnya sebagai pelatih debutan, di antaranya menjadi pelatih termuda yang bisa membawa timnya memenangi turnamen antarklub Eropa, yaitu di usia 33 tahun dan 213 hari dengan membawa Porto menjuarai Liga Europa.

Rekor Mourinho bersama Porto juga dipatahkannya, dengan mencatat rekor tak terkalahkan terbanyak di semua kompetisi dengan 36 laga. Mourinho sebelumnya hanya bisa mengukir 33 laga. Porto di tangan Villas-Boas juga menjadi tim dengan jumlah kemenangan terbanyak di Eropa oleh klub Portugal, yaitu 14 kemenangan. Porto juga mengoleksi jumlah poin terbanyak dalam 30 laga di Portugal, yakni 84 angka.

Porto juga mencatat kemenangan beruntun terbanyak dengan 16 pertandingan, selisih angka terbesar dengan peringkat kedua dengan jarak 21 angka dan menjadi tim tak terkalahkan sejauh ini di kompetisi Portugal.

Karena alasan inilah tak sedikit orang yang menyebut Villas-Boas adalah penerus Mourinho. Namun suami dari Joana Teixeira dan ayah dari dua putri itu menolak disebut Agen Bola demikian.

Villas-Boas mengaku lebih menerapkan gaya bermain menyerang ala Robson. Saat melawan Braga di final Liga Europa misalnya, di mana dia menginstruksikan dua penyerangnya untuk terus bergerak mobil dan merepotkan lini belakang Braga dengan pergerakan mereka. Diakui Villas-Boas, pendekatan ini diambilnya setelah melihat Robson menangani Porto di tahun 1990-an.

Tapi Mourinho bukannya tak memiliki andil sendiri. Mengorganisir pertahanan dan bermain pragmatis ditimba Villas-Boas dari pelatih kontroversial itu. Karena itu juga Porto bisa tangguh dalam penguasaan bola dan menekan pertahanan lawan.

Lalu apa peran Pep Guardiola?

"Dia, meski pun saya hanya bertemu dengannya di bulan Februari, tapi Guardiola sudah menjadi inspirasi saya," jelas Villas-Boas.

Gaya bermain Porto di musim ini pun cenderung seperti Barcelona, dengan mengandalkan ball possesion dan tidak membiarkan lawan memegang bola terlalu lama.

Jadi sepertinya tidak terlalu berlebihan menyebut Villas-Boas sebagai gabungan tiga pelatih jenius Eropa saat ini, bukan begitu?

Profil Andres Villas-Boas:

Nama Lengkap: Luis Andre de Pina Cabral e Villas-Boas
Tanggal Lahir: 17 Oktober 1977
Tempat Lahir: Porto, Portugal
Perjalanan Karir:
 - 2000-2001: British Virgin Island
 - 2009-2010: Academica de Coimbra
 - 2010-....: FC Porto

Wednesday, May 18, 2011

Analisis Ketajaman Cristiano Ronaldo di La Liga: CR7 Menggunakan Filosofi Salesman

Berita Bola | Analisis Ketajaman Cristiano Ronaldo di La Liga: CR7 Menggunakan Filosofi Salesman. Pernah mendengar filosofi salesman? Begini bunyinya: semakin sering menerima penolakan, maka kian dekatlah dengan kesuksesan.

Sederhananya begini, anggaplah rata-rata tiap tiap 10 kali bercuap-cuap menawarkan barang dagangan ada satu yang terjual. Nah, bila sudah ditolak sembilan kali, bukankah sangat mungkin barang dagangan bakal dibeli oleh orang berikut yang ditawari?

Percaya atau tidak, winger Real Madrid, Cristiano Ronaldo, ternyata menerapkan prinsip kerja serupa. Eits, jangan keburu kesal. Justru metode salesmen ini yang membuat CR7 tinggal selangkah lagi mencatatkan sejarahnya.

Bila berpegang pada ketentuan FIFA dan RFEF bahwa gol terakhir Madrid dalam kemenangan 2-1 kontra Sociedad di jornada ketiga tercatat atas nama Pepe, maka CR7 baru mengkoleksi 38 gol dan bukan 39 seperti yang dituliskan Marca. Kala itu, bola tendangan bebas Ronaldo memang berbelok dan meluncur masuk setelah membentur badan Pepe.

Lupakan sejenak kontroversi itu. Dengan angka 38 sekalipun, Ronaldo sudah tercatat sebagai pemain ketiga sepanjang sejarah, setelah Telmo Zarra (1950/51) dan Hugo Sanchez (1989/90), yang bisa mengkoleksi gol sebanyak itu di ajang La Liga dalam semusim. Dengan sisa satu laga, CR7 berpeluang besar melewati kedua nama terakhir.

CR7 sepertinya paham benar bahwa gol tidak mungkin tercipta bila tidak ada tembakan ke gawang lawan. Setiap bertanding, pemain berusia 26 tahun itu terus dan terus melepaskan tendangan demi mendapatkan gol. Ia mungkin berpikir  10 kali menembak masak tidak satu pun yang menjadi gol. Mirip seperti salesmen, bukan?

Lihat catatan statistik Ronaldo di La Liga musim ini. Hingga pekan lalu, eks Manchester United tersebut sudah melepaskan 238 tembakan ke arah gawang. Dengan begitu, torehan 38 gol membuat persentase gol terhadap tembakan hanya 15,96%.

Dari total 238 tembakan tersebut, 95 diantaranya tepat mengarah ke gawang lawan. Artinya, persentase gol terhadap shot on goaljuga tak begitu paten, hanya 40%.

Jika dibedah lebih dalam lagi, kaki kanan menjadi senjata paling mematikan dengan catatan 26 gol. Sebanyak 8 buah dicetak melalui kaki kiri, sementara 4 sisanya lewat sundulan. Sebagai tambahan, 11 gol CR7 tercipta setelaj memanfaatkan assist dari tandem lini tengah asal Jerman, Mesut Oezil, yang musim ini cuma mencatatkan total 17 assist di Liga Spanyol.

Well, kehebatan CR7 tak hanya terlihat dalam open play. Pemain kelahiran Madeira ini juga piawai memanfaatkan bola mati. Selain rekor 100% dalam delapan tendangan pinalti di La Liga, CR7 adalah eksekutor bola mati utama Los Blancos.

Kehebatan itu terlihat saat menang 3-1 atas Villarreal pekan lalu. Sepasang gol tim asuhan Jose Mourinho tercipta melalui free-kick indah CR7.

Oh ya, tahukah anda bahwa akselerasi tendangan bebas sang bintang lebih hebat dari mobil F1? Menurut penelitian Universitas Coruna, bola mati tendangan CR7 bisa melesat hingga 119 km/jam atau sekitar 32 m/detik alias jauh diatas akselerasi jet darat yang berada di angka 4,6 m/detik.
Daftar Pekan Gol CR7 di La Liga 2010/11:


Jornada           Lawan               Jumlah Gol              Keterangan
4 Espanyol 1 Kandang
6 Deportivo La Coruna 2 Kandang
7 Malaga 2 Tandang
8 Racing Santander 4 Kandang
9 Hercules 2 Tandang
12 Athletic Bilbao 3 Kandang
14 Valencia 2 Kandang
15 Real Zaragoza 1 Tandang
17 Getafe 2 Tandang
18 Villarreal 3 Kandang
22 Real Sociedad 2 Kandang
26 Malaga 3 Kandang
31 Athletic Bilbao 1 Tandang
32 Atletico Madrid 1 Kandang
35 Sevilla 4 Tandang
36 Getafe 3 Tandang
37 Villarreal 2 Tandang

Sunday, May 15, 2011

Inilah Prestasi Pep Guardiola di Barcelona

Inilah Prestasi Pep Guardiola di Barcelona
Inilah Prestasi Pep Guardiola di Barcelona. Publik sepak bola dunia boleh berdebat untuk menentikan apakah Pele atau Diego Maradona yang layak disebut legenda sepak bola terhebat sepanjang masa. Tetapi, bagi Barcelona, sosok Hendrik Johannes Cruyff adalah pujaan nomor satu.

Sebagai pemain, Cruyff memang hanya mempersembahkan satu titel La Liga dan Copa Del Rey. Kecintaan Barcelonistas lebih karena Cruyff pernah berujar kepada media Eropa bahwa ia lebih memilih Barca dibandingkan sang seteru abadi, Real Madrid.

Cruyff baru mematenkan sejarahnya sendiri di Tim catalan kala bertugas sebagai pelatih. Dengan 11 trofi, termasuk mahkota Piala Champion pertama bagi Barca pada 1992, Cruyff tak pelak didaulat sebagai manajer terbaik sepanjang sejarah klub.

Warisan Cruyff bukan semata gelar. Filosofi total football plus sebutan dream team bagi tim asuhannya kala itu adalah kontribusi abadi yang masih diagungkan Agen Bola hingga kini.

Sulit mencari sosok seagung Cruyff bagi Barca. Bukan karena Blaurgana tak pernah lagi memiliki pemain hebat. Andoni Zubizarreta, Michael Laudrup, Ronald Koeman, Hristo Stoichkov, Rivaldo Romario, Luis Enrique, mereka semua adalah pemain besar dalam sejarah tim, tapi masih belum cukup pantas disejajarkan dengan Cruyff.

Well, penantian tersebut kini berakhir. Barcelona sudah menemukan legenda baru atau setidaknya berada di jalur yang tepat untuk menjadi legenda abadi. Dialah Josep Guardiola alias Pep Guardiola, pelatih Barca saat ini yang kebetulan merupakan didikan langsung Cruyff.

Pep bahkan bisa dibilang sudah melewati sang mentor. Tentunya jika tolak ukur diambil dari jumlah trofi semata. Saat berkostum Blaurgana selama 11 musim, Pep mempersembahkan 16 mahkota juara.

Enam diantara gelar juara itu ditorehkannya di ajang La Liga. Selain Pep, hanya ada dua nama pemain Barca lain yang pernah meraih pencapaian serupa, yakni Antoni Ramallets (1947-1960) dan Xavi (1997-sekarang).

Kehebatan Pep terjaga saat menduduki kursi arsitek Los Cules. Di kompetisi domestik, Pep  menyapu bersih tiga gelar sejak pertama kali menjadi pelatih pada 2008/09.

Artinya, Pep memiliki kontribusi penting dalam sembilan titel La Liga Barca. Hal ini sungguh istimewa mengingat Tim Catalan hanya meraup sebelas gelar dalam 20 tahun terakhir.

Sepanjang karir melatihnya, Pep kini sudah mengkoleksi sembilan mahkota. Itupun masih mungkin bertambah jika Lionel Messi cs memenangi final Liga Champion musim ini dua pekan mendatang.

Total 25 gelar sudah dipersembahkan Pep bagi Azulgrana, baik sebagai pemain atau pelatih. Jumlah itu melewati torehan Miguel Munoz, yang mempersembahkan sembilan trofi sebagai pemain Madrid (1948-1958) dan 14 gelar sebagai pelatih Los Blancos (1959-1974).

Berikut prestasi Pep Guardiola di Barcelona:
A. Sebagai Pemain (1990-2001)
  • Trofi La Liga (6 kali): 1990/91, 1991/92, 1992/93, 1993/94, 1997/98, 1998/99.
  • Trofi Copa Del Rey (2 kali): 1996/97, 1998/99.
  • Piala Super Spanyol (4 kali): 1991, 1992, 1994, 1996.
  • Piala Champion (1 kali): 1991/92.
  • Piala Winner (1 kali): 1996/97.
  • Piala Super Eropa (2 kali): 1992, 1997.
B. Sebagai Pelatih (2008-...)
  • Trofi La Liga (3 kali): 2008/09, 2009/10, 2010/11.
  • Trofi Copa Del Rey (1 kali): 2009.
  • Piala Super Spanyol (2 kali): 2009, 2010.
  • Liga Champion (1 kali): 2009.
  • Piala Super Eropa (1 kali): 2009.
  • Piala Dunia Antar Klub (1 kali): 2009.

Monday, April 25, 2011

WIEL COERVER: Peletak Fondasi Pembinaan Sepak Bola Indonesia

WIEL COERVER
WIEL COERVER: Peletak Fondasi Pembinaan Sepak Bola Indonesia. Berpulangnya Wiel Coerver pada Jumat (22/4) dalam usia 86 tahun di Kerkrade, Belanda, karena sakit radang paru-paru merupakan kehilangan besar bagi dunia sepak bola. Tak terkecuali untuk sepak bola Indonesia. Wiel Coerver, yang ternama berkat mahakarya Coerver Method itu, pernah melatih timnas Indonesia di era 70-an.

Ketua Umum PSSI saat itu, Bardosono, terpincut dengan prestasi Coerver yang baru saja membawa Feyernoord menjuarai Piala UEFA 1974. Kesempatan tur Feyernoord ke Indonesia dimanfaatkan Bardosono dengan melobi Coerver agar bersedia menangani timnas.

Wiel Coerver lantas diberi tugas meloloskan timnas Indonesia dari kualifikasi Olimpiade Montreal 1976. Tapi, sayang dalam laga puncak di Stadion Senayan, timnas kalah adu pinali dari Korea Utara 4-5.

Timnas memang gagal memenuhi target, tapi Coerver berhasil menegakkan fondasi baru dalam dunia persepakbolaan nasional saat itu.

Wiel Coerver merombak sistem pembinaan dan penanganan pemain timnas ke arah lebih modern, yang tampaknya tak begitu ramah untuk pengurus PSSI saat itu. Keberadaan diklat di Indonesia seperti Diklat Salatiga dan Diklat Ragunan merupakan salah satu hasil Coerver dalam hal pembinaan pemain.

"Dia memang pelatih keras da tak senang dengan orang-orang yang hanya mencari muka dari sepak bola," kata Andjas Asmara, pelatih timnas yang sempat menerima didikan Coerver.

Setelah gagal meloloskan timnas ke Olimpiade Montreal1976, Coerver pulang ke Belanda. Sebelum meninggalkan Indonesia, Coerver masih meninggalkan satu mimpi yang belum tercapai, yaitu penularan ilmunya kepada banyak pelatih di Tanah Air.

"Terlalu banyak pemain berbakat yang perlu dibina," kata Coerver kala itu. Coerver terakhir kali mengunjungi Indonesia pada 5 Agustus 2008. Kedatangannya untuk memenuhi undangan dari Madaniah Soccer Parent Association (MSPA) sekaligus membuat video metode kepelatihan.

"Sepak bola Indonesia punya banyak potensi sebab rakyatnya sangat banyak dan mayoritas gila sepak bola," ujar Coerver, yang saat itu masih terlihat bugar walau usianya tidak lagi muda.

Wiel Coerver bisa dibilang sebagai peletak dasar metode kepelatihan. Bahkan ia dijuluki sebagai Albert Einstein sepak bola. Metode Coerver yang dinilai sebagai sistem kepelatihan paling sukses di era sepak bola modern itu kini telah banyak diadopsi di berbagai akademi sepak bola di seluruh dunia.

Manchester United menjadi salah satu klub yang sukses memakai Metode Coerver untuk mencetak pemain. Dengan teknik ini, Coerver menegaskan bahwa tak hanya mereka yang punya bakat bisa menjadi pesepak bola handal. Pemain bagus juga bisa dihasilkan melalui program kepelatihan yang tepat secara terstruktur serta secara akademis, mulai dari dasar-dasar penguasaan bola, pergerakan satu lawan satu, hingga cara mencetak gol. Program ini terbukti berhasil mencetak pemain papan atas Eropa seperti Ruud van Nistelrooy, Arjen Robben, dan Cristiano Ronaldo.

Karya sang maestro tidak akan pernah dilupakan. Selamat jalan Meneer!


Nama Lengkap: Wiel Coerver
Lahir: Kerkrade, 3 Desember 1924
Karir Pelatih:
  • 1959-1965: PSV
  • 1965-1966: Rapid JC
  • 1966-1969: Sparta Rotterdam
  • 1970-1973: N.E.C
  • 1973-1975: Feyenoord Rotterdam
  • 1975-1976: Indonesia
  • 1976-1977: Go Ahead Eagles
Pernak-pernik: 
  • Pada musim 1974 Wiel Coerver mempersembahkan gelar Piala UEFA buat Feyenoord Rotterdam
  • Bintang Belanda di Piala Dunia 1998, Boudewijn Zenden, merupakan siswa binaan Wiel Coerver
  • Pelatih top kelas dunia, Jurgen Klinsmann dan Gerard Houllier, mengaku banyak belajar ilmu kepelatihan dari buku-buku Wiel Coerver.
  • Lewat laman pribadinnya www.coerver.com, Wiel Coerver membagikan ilmu kepelatihan kepada khalayak secara gratis. 
Berikut Video Metode  Coerver yang kesohor itu:


Thursday, April 21, 2011

Profil Bintang: Kepler "Pepe" Laveran Lima Ferreira

Profil Bintang: Kepler "Pepe" Laveran Lima Ferreira. Kuat, cepat, punya skill memadai, jago di duel bola atas, tanpa kompromi, tak segan melakukan tekel keras saat menghalau serangan lawan. Kepler Laveran Lima Ferreira alias Pepe (28) adalah tipe bek tengah yang dibutuhkan Madrid.

Penilaian tinggi atas kualitas Pepe tidak berasal dari sembarang orang. Siapa tak kenal Jose Mourinho, pelatih Real Madrid yang kondang dengan strategi defensif. Pada awal Februari, Mou berharap pihak klub tidak melego Pepe, yang meminta perbaikan sejumlah klausul di kontrak barunya.

"Dia sangat bagus dalam mengamankan lini belakang dan cepat membantu serangan. Bila Pepe ada, kami bermain tanpa rasa takut sama sekali. Madrid berada dalam performa terbaiknya saat ia berada di lapangan," ujar Mou.

Petinggi Los Blancos akhirnya menyerah. Setelah serangkaian negosiasi panjang, Pepe resmi memperpanjang masa bakti yang seharusnya berakhir tahun depan. Dalam kontrak baru berdurasi hingga 2015, Pepe mendapatkan gaji 4 juta euro atau 50,19 miliar rupiah per tahun.

Lahir dan besar dalam keluarga miskin di Maceio, ibu kota Alagos, Brasil, kemampuan Pepe terasah saat bergabung dengan Sport Club Corinthians Alagoano. Di tim lokal inilah Pepe dikenal sebagai pemain muda yang cepat dan dominan dalam duel udara.

Kelebihan itu tak lain berkat latihan khusus dari sang ayah. Sejak kecil, Pepe wajib menyantap latihan lari di pantai berpasir setiap hari. Ia juga dipaksa nyebur ke laut dan melompat dengan badan terikat di kaki.

Sejak usia 18 tahun, Pepe berkelana ke Portugal untuk bergabung dengan Maritimo. Tampil hebat meski sempat merasakan homesick dan sulit beradaptasi, ia kemudian direkrut Porto dengan harga 1 juta euro pada tiga musim berselang.

Pepe memang tak langsung bersinar di klub raksasa Portugal itu. Ia lebih banyak menjadi pelapis di musim perdananya saat Porto di musim perdananya saat Porto dilatih oleh Victor Fernandez.

Peruntungannya berubah saat Co Adriaanse mengambil alih jabatan semusim berselang. Dalam formasi 3-4-3 racikan arsitek Belanda tersebut, Pepe tumbuh menjadi bek tengah terbaik Eropa. Dua gelar Liga Portugal dan satu mahkota Piala Interkontinental menjadi kontribusinya bagi Porto.

Wajar bila Real Madrid rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memboyongnya ke Santiago Bernabeu pada awal musim 2007/08. Harga 30 juta euro, yang sempat dinilai terlalu mahal oleh Madridista, menjadi bandrol sang pemain kala itu.

Padahal, Los Blancos bisa saja hanya mengeluarkan 2 juta euro jika mendengarkan saran pelatih Carlos Queiroz empat tahun sebelumnya.

"Saya sudah mengatakn kepada Jorge Valdano dan Presiden Florentino Perez bahwa Pepe punya kans untuk berkembang menjadi pemain hebat. Tapi, Madrid tidak mau membelinya karena waktu itu pemain belakang tak punya nilai jual," kenang Queiroz.

Seperti halnya di Porto, Pepe juga tak langsung mengkilap di periode awal bersama Los Merengues. Kombinasi cedera, ribut dengan rekan setim, Javier Balboa, serta perilaku kasar terhadap Javier Casquero di liga kontra Getafe, yang membuatnya dikenai sanksi larangan tampil dalam 10 laga, menghiasi dua musim awal di Spanyol.

Pepe sempat terpuruk karenanya, bahkan berpikir untuk pensiun dari lapangan hijau karena tak habis menyesali perbuatan kasarnya terhadap Casquero. Namun, ia bisa bangkit kembali. Apa resepnya?

"Istri saya memberikan buku biografi Lance Armstrong (It's not about the Bike), yang bercerita soal bagaimana ia mengatasi penyakit serius dengan kekuatan motivasi. Saya menikmatinya karena buku itu adalah soal cara mengatasi masalah dan bahwa kita harus berjuang keras demi mencapai tujuan,' ujarnya di situs klub.

Well, perjuangan Pepe sudah membuahkan hasil. Rasanya tak ada lagi suporter Madrid yang bakal meragukan kehebatannya saat ini. Apalagi ia juga sudah menegaskan komitmen untuk menambah gelar selain La Liga 2007/08, Piala Super Spanyol 2008, dan Trofi Copa del Rey 2010/11 yang dipersembahkannya bagi Los Merengues.

Omong-omong, Pepe ternyata hebat hebat juga sebagai gelandang seperti di el clasico terakhir. Tak perlu heran, saat  di Corinthians Alagoano, pelatih Anatoliy Byshovets beberapa kali memainkannya di pos gelandang.

"Awalnya saya adalah striker, lalu gelandang dan terakhir di belakang. Saat menjadi pemain depan, saya sering bosan karena jarang mendapat bola," ujar pemain berdarah Brasil kedua setelah Deco yang membela timnas Portugal ini.


Nama: Kepler Laveran Lima Ferreira
Lahir: Maceio, 26 Februari 1983
Postur: 186 cm/72 kg
Kewarganegaraan: Portugal
Cap: 30 main/2 gol
Karir Klub: 1995-2001 (Corinthians Alagoano), 2001-2002 (Maritimo B: 10 main/1 gol), 2002-2004 (Maritimo: 66 main/3 gol), 2004-2007 (Porto: 88 main/8 gol), 2007-...(Real Madrid: 105 main/2 gol).